BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Katalog adalah daftar barang yang berada pada suatu tempat. Dengan
demikian katalog perpustakaan adalah daftar bahan pustaka yang ada dalam
perpustakaan. Sebaliknya, bibliografi adalah daftar bahan pustaka yang terkumpul
dalam bidang tertentu, tetapi tidak harus berada di satu tempat.
Untuk menyampaikan kepada pemakai bahan pustaka apa yang dimiliki
perpustakaan, disediakan katalog yang mencatat ciri masing-masing bahan pustaka
yang diperlukan untuk mengindenfikasikannya dan membedakan satu bahan pustaka
dari yang lain.
Untuk mencari kembali bahan pustaka tertentu dalam koleksi
perpustakaan, katalog merupakan alat pencari yang terpenting. Akan sulit
sekali, bahkan mustahil, untuk menggunakan perpustakaan yang sedang besarnya
tanpa ada katalog. Dapat dikatakan bahwa katalog perpustakaan merupakan kunci
untuk menemukan bahan pustaka dalam koleksi perpustakaan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Pentingnya katalog perpustakaan
2. Katalog dapat mempermudah kita dalam menjalankan perpustakaan
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Pentingnya katalog perpustakaan
2. Katalog dapat mempermudah kita dalam menjalankan perpustakaan
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
KATALOG
Perpustakaan sebagai suatu system informasi berfungsi menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuk serta pengaturannya sedemikian rupa, sehingga informasi yang diperlukan dapat ditemukan kembali dengan cepat dan tepat. Untuk itu informasi yang ada di perpustakaan perlu diproses dengan system katalogisasi.
Katalog berasal dari bahasa Latin “catalogus” yang berarti daftar barang atau benda yang disusun untuk tujuan tertentu. Contoh katalog dalam pengertian umum adalah Sophie Martin Le Catalogue.
Beberapa definisi katalog menurut ilmu
perpustakaan dapat disebutkan sbb :
1. Katalog berarti daftar berbagai jenis koleksi perpustakaan yang disusun menurut sistem tertentu
2. Katalog perpustakaan merupakan suatu rekaman atau daftar bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun menurut aturan dan sistem tertentu
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa katalog merupakan daftar dari koleksi perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun secara sistematis, sehingga memungkinkan pengguna perpustakaan dapat mengetahui dengan mudah koleksi apa yang dimiliki oleh perpustakaan dan dimana koleksi tersebut dapat ditemukan.
Katalogisasi atau pengatalogan adalah proses pembuatan katalog dimana dalam katalog dicantumkan data penting yang terkandung dalam bahan pustaka, baik ciri fisik maupun isi intelektual, seperti nama pengarang, judul buku, penerbit dan subyek.
1. Katalog berarti daftar berbagai jenis koleksi perpustakaan yang disusun menurut sistem tertentu
2. Katalog perpustakaan merupakan suatu rekaman atau daftar bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun menurut aturan dan sistem tertentu
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa katalog merupakan daftar dari koleksi perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun secara sistematis, sehingga memungkinkan pengguna perpustakaan dapat mengetahui dengan mudah koleksi apa yang dimiliki oleh perpustakaan dan dimana koleksi tersebut dapat ditemukan.
Katalogisasi atau pengatalogan adalah proses pembuatan katalog dimana dalam katalog dicantumkan data penting yang terkandung dalam bahan pustaka, baik ciri fisik maupun isi intelektual, seperti nama pengarang, judul buku, penerbit dan subyek.
Perpustakaan mempunyai bentuk fisik katalog
yang bermacam-macam:
1)
Katalog Kartu (Card Catalog) ukuran 7,5 cm x 12,5 cm
2)
Katalog Berkas (Sheaf Catalog) ukuran 10 cm x 20 cm
3)
Katalog Cetak atau Katalog Buku (Printed Catalog)
4)
Katalog OPAC (Online Public Access Catalog)
Ada
tiga jenis pekerjaan yang diperlukan dalam proses pembuatan katalog, yaitu:
1.
Pembuatan deskripsi fisik dari bahan
pustaka itu
2.
Penentuan subyek yang dibahas dalam buku
itu
3.
Penyusunan kartu-kartu dalam katalog
Pembuatan
katalog dalam perpustakaan tidak terbatas pada buku atau barang cetak saja.
Juga untuk barang pandang-dengar atau barang peraga seperti peta, mikrofilm,
film. Filmstrip, slide tape, video cassette, computer tape, untuk semua barang
peraga ini yang sekarang termasuk koleksi perpustakaan yang modern, dapat
digunakan dasar konsep mengkatalog yang sama dengan mengkatalog untuk buku,
meskipun informasi yang dicari berbeda. Dalam buku ini, pembahasan dibatasi
pada buku dan beberapa jenis barang peraga.
Dengan katalog
yang disusun dengan baik, mestinya bahan dapat ditemukan kembali, kalau di
ketahui salah satu dari tiga unsur berikut ini, yaitu: nama pengarang, judul
atau subyek yang dibahas.
Ada beberapa hal yang selalu perlu diperhatikan
dalam menyusun katalog, yaitu:
a.
Katalog harus dibuat dengan cara yang seragam
b.
Syarat yang telah ditetapkan harus selalu
ditaati
c.
Ketelitian dalam setiap langkah pekerjaan harus
diperhatikan
1.
BENTUK KATALOG KARTU
Katalog
berbentuk kartu adalah jenis katalog yang paling praktis untuk perpustakaan.
Tambahan atau perbaikan dapat dikerjakan dengan mudah dengan menambahkan atau
mengganti kartu-kartu, sehingga tidak perlu diulang seluruh pekerjaan yang
sudah ada.
Kartu katalog
sebaiknyadibuat dari karton putih tanpa garis, berukuran 7 ½ x 12 ½ cm.
karton ini tidak boleh terlalu tebal dank eras, dan hendaknya dipilih bahan
yang lemas, tipis tetapi kuat. Jika digunakan komputer saja tanpa catalog
kartu, pembuatan deskripsi dan penentuan subyek masih harus dilakukan, namun
tidak lagi pembuatan kartu katalog dan penyusunannya.
Kartu katalog
disusun dalam laci dan ditusuk dengan tongkat dibagian tengah bawahnya yang
sudah diberi lubang. Demikian dapat dicegah pembaca mengangkat kartu itu dari
tempatnya dan meletakkan di tempat lain dalam laci itu. Laci-laci itu hendaknya
jangan terlalu padat diisi kartu, sehingga sukar untuk menggerakannya, tetapi
jangan pula terlalu kosong (longgar), sehingga kartunya berjatuhan.
Tiap-tiap laci
diberi etiket, menunjukkan dengan terang apa isi laci tersebut. Misalnya etiket
yang bertuliskan “Aar-Fui” menunjukkan bahwa kartu yang ada di dalamnya dimulai
dengan huruf Aar sampai ke Fui.
Antara
kartu-kartu yang memuat deskripsi, disusun kartu penunjuk untuk menunjukkan di
mana huruf baru dimulai atau menunjukkan perihal buku (lihat gambar 18-19).
Angka atau subyek dicatat pada bagian kartu yang lebih tinggi, menonjol dari
kartu lain. Dapat pula kartu penunjuk dibuat berwarna lain.
Kartu katalog
itu lebih baik ditik daripada ditulis, supaya rapi dan seragam. Jika ditulis
dengan tangan, tidak akan rapi, apalagi jika dikerjakan oleh beberapa orang.
Perlu diperhatikan kartu lurus masuknya ke dalam mesin tik dan ditik dengan
jarak antara garis sebanyak satu spasi.
2.
SUSUNAN
KATALOG
Susunan katalog
yang paling banyak dikerjakan di Indonesia adalah menurut nama pengarang:
penyusunan macam ini disebut katalog pengarang. Dalam katalog pengarang
selain dari kartu entri utama, disusun pula kartu nama pengarang kedua dan
ketiga, penggambar, penerjemah dsb. Penyusunan menurut subyek, disebut katalog
sistematis, jika subyek itu disusun berdasarkan suatu system klasifikasi
tertentu. Suatu cara lain adalah penyusunan menurut abjad dari istilah-istilah
yang dipergunakan untuk menunjukkan subyek buku, yaitu katalog subyek.
Ada lagi macam katalog yang disusun menurut judul buku, disebut katalog
judul.
Di Amerika Serikat banyak dipergunakan
orang cara menyusun katalog yang sebenarnya merangkap tiga macam katalog
(katalog pengarang, katalog judul dan katalog subyek) yang disusun dalam satu urutan
abjad. katalog ini disebut “dictionary catalog”
Ada lagi satu
jenis susunan kartu yang disebut “shelflist” yang khusus untuk pekerjaan intern
saja. Susunan kartu dalam shelflist ini sama dengan letak buku pada rak (shelf
= papan;list = daftar-daftar susunan pada papan), dan susunan menurut tanda
buku.
Shelflist ini mutlak
harus ada, jika digunakan catalog subyek yang tidak disusun berdasarkan tanda
buku. Jumlah kartu yang perlu dibuat dari setiap buku tergantung dari macam
katalog yang dipergunakan, dan berlainan
untuk setiap buku. Pertama dibuatkan kartu entri utama. tambahan dapat berupa
kartu pengarang kedua dan ketiga, ilustrator, kartu subyek, kartu subyek
tambahan, kartu judul dan kartu untuk shelflist.
B.
TUJUAN DAN FUNGSI KATALOG
Tujuan katalogisasi menurut Carles Ammi Cutter bahwa tujuan katalog perpustakaan adalah :
a. Memberikan kemungkinan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan pengarang, judul buku dan subyeknya
b. Menunjukan buku yang dimiliki perpustakaan dari pegarang tertentu, berdasarkan subyek tertentu, dan dalam literatur tertentu
c. Membantu dalam pem
Tujuan katalogisasi menurut Carles Ammi Cutter bahwa tujuan katalog perpustakaan adalah :
a. Memberikan kemungkinan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan pengarang, judul buku dan subyeknya
b. Menunjukan buku yang dimiliki perpustakaan dari pegarang tertentu, berdasarkan subyek tertentu, dan dalam literatur tertentu
c. Membantu dalam pem
ilihan
buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya
Adapun fungsi dari pembuatan katalog adalah untuk mempermudah pencarian buku dalam perpustakaan berdasarkan pengarang, judul dan subyek.
Selain hal diatas, fungsi dari katalog juga dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Mempermudah penyalinan katalog
Fungsi katalog dalam mempermudah penyalinan katalog (copy cataloguing) bukan ditujukan untuk kepentingan pengguna perpustakaan secara langsung, melainkan untuk kepentingan para pustakawan khususnya pengkatalog dan pengklasir. Dengan adanya katalog memungkinkan pengkatalog dan pengklasir menyalin, mengkopi, atau mengunduh data bibliografi yang sudah ada dalam katalog tersebut. Dengan demikian sebuah buku atau bahan pustaka lainnya tidak perlu dibuat katalognya secara berulang-ulang oleh setiap perpustakaan apabila katalognya sudah tersedia di katalog, tentunya dengan beberapa penyesuaian apabila diperlukan. Copy cataloguing juga memungkinkan untuk meng ”upload” katalog seandainya buku yang akan dibuat katalognya itu tidak ada dalam katalog. Dengan cara demikian akan sangat menghemat biaya, tenaga dan waktu dan akan mempercepat pemprosesan bahan pustaka serta pada gilirannya akan meningkatkan pelayanan kepada pengguna perpustakaan.
2. Mendukung pengawasan bibliografi
Adapun fungsi dari pembuatan katalog adalah untuk mempermudah pencarian buku dalam perpustakaan berdasarkan pengarang, judul dan subyek.
Selain hal diatas, fungsi dari katalog juga dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Mempermudah penyalinan katalog
Fungsi katalog dalam mempermudah penyalinan katalog (copy cataloguing) bukan ditujukan untuk kepentingan pengguna perpustakaan secara langsung, melainkan untuk kepentingan para pustakawan khususnya pengkatalog dan pengklasir. Dengan adanya katalog memungkinkan pengkatalog dan pengklasir menyalin, mengkopi, atau mengunduh data bibliografi yang sudah ada dalam katalog tersebut. Dengan demikian sebuah buku atau bahan pustaka lainnya tidak perlu dibuat katalognya secara berulang-ulang oleh setiap perpustakaan apabila katalognya sudah tersedia di katalog, tentunya dengan beberapa penyesuaian apabila diperlukan. Copy cataloguing juga memungkinkan untuk meng ”upload” katalog seandainya buku yang akan dibuat katalognya itu tidak ada dalam katalog. Dengan cara demikian akan sangat menghemat biaya, tenaga dan waktu dan akan mempercepat pemprosesan bahan pustaka serta pada gilirannya akan meningkatkan pelayanan kepada pengguna perpustakaan.
2. Mendukung pengawasan bibliografi
Pengawasan
bibliografi adalah konsep dan mekanisme untuk mengetahui semua terbitan buku
dalam suatu kawasan pada suatu kurun waktu tertentu, baik dalam suatu negara
atau suatu regional atau tingkat internasional. Dengan prinsip ini, dapat
diketahui jenis, jumlah dan judul buku apa saja yang sudah diterbitkan dalam
suatu daerah tertentu pada masa tertentu ( Abdul Rahman Saleh dkk., 2005).
Fungsi katalog dalam mendukung pengawasan bibliografi sebetulnya merupakan fungsi yang harus dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional. Perpustakaan Nasional dalam melaksanakan pengawasan bibliografi biasanya dengan mekanisme pemberian ISBN (International Standard Book Number) dan menerapkan Undang-Undang tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam serta dengan cara mengumpulkan bahan rujukan berupa bibliografi atau indeks. Katalog dapat mendukung terlaksananya pengawasan bibliografi secara efektif.
Dalam konteks karya ilmiah perguruan tinggi, katalog induk dapat pula difungsikan sebagai alat bantu pengawasan bagi dosen pembimbing atau peneliti. Dosen pembimbing skripsi, tesis atau desertasi dapat dengan mudah mengetahui apakah karya tulis yang dibuat mahasiswanya itu asli atau tidak. Begitu juga para peneliti akan sangat mudah mengetahui apakah penelitian yang akan dilakukan sudah pernah diteliti orang lain atau belum. Dengan demikian pengulangan penelitian akan dapat dihindari.
3. Menupang silang layang
Fungsi katalog dalam mendukung pengawasan bibliografi sebetulnya merupakan fungsi yang harus dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional. Perpustakaan Nasional dalam melaksanakan pengawasan bibliografi biasanya dengan mekanisme pemberian ISBN (International Standard Book Number) dan menerapkan Undang-Undang tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam serta dengan cara mengumpulkan bahan rujukan berupa bibliografi atau indeks. Katalog dapat mendukung terlaksananya pengawasan bibliografi secara efektif.
Dalam konteks karya ilmiah perguruan tinggi, katalog induk dapat pula difungsikan sebagai alat bantu pengawasan bagi dosen pembimbing atau peneliti. Dosen pembimbing skripsi, tesis atau desertasi dapat dengan mudah mengetahui apakah karya tulis yang dibuat mahasiswanya itu asli atau tidak. Begitu juga para peneliti akan sangat mudah mengetahui apakah penelitian yang akan dilakukan sudah pernah diteliti orang lain atau belum. Dengan demikian pengulangan penelitian akan dapat dihindari.
3. Menupang silang layang
Di
dunia ini tidak ada pengelola perpustakaan yang berani mengatakan bahwa
perpustakaannya adalah perpustakaan yang lengkap. Berapa jumlah informasi yang
terbit setiap hari ? Saya belum menemukan data tentang jumlah terbitan buku
diseluruh dunia, namun yang pasti adalah sangat banyak. Berdasarkan survey yang
dilakukan oleh Abdul Rahman Saleh dkk. disebutkan bahwa di Indonesia
selama tahun 2002 jumlah buku yang diterbitkan adalah sebanyak 6.656 judul. Ini
baru buku yang terbit di Indonesia belum termasuk yang terbit di negara-negara
lain. Kalau ada pustakawan yang menyatakan bahwa perpustakaannya mempunyai
koleksi yang lengkap, betapa besar dana yang dibutuhkan untuk pengembangan
koleksinya. Hal ini nampaknya sulit untuk direalisasikan.
Disisi lain kebutuhan informasi perpustakaan khususnya pengguna meningkat terus seiring dengan cepatnya perkembangan informasi dan teknologi. Untuk mengatasi persoalan tersebut perpustakaan sebaiknya menyelenggarakan kegiatan silang layang. Katalog mempunyai peran penting dalam kegiatan silang layang. Dengan mengakses melalui katalog induk, pengguna perpustakaan akan mudah mengetahui dimana informasi yang dicari itu berada dan bagaimana cara untuk mendapatkannya.
C. Garis besar kegiatan pengatalogan
Kegiatan pengatalogan secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kegiatan :
Disisi lain kebutuhan informasi perpustakaan khususnya pengguna meningkat terus seiring dengan cepatnya perkembangan informasi dan teknologi. Untuk mengatasi persoalan tersebut perpustakaan sebaiknya menyelenggarakan kegiatan silang layang. Katalog mempunyai peran penting dalam kegiatan silang layang. Dengan mengakses melalui katalog induk, pengguna perpustakaan akan mudah mengetahui dimana informasi yang dicari itu berada dan bagaimana cara untuk mendapatkannya.
C. Garis besar kegiatan pengatalogan
Kegiatan pengatalogan secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kegiatan :
1)
Pengatalogan deskriptif, yang bertumpu
pada fisik bahan pustaka (judul, pengarang, jumlah halaman, dll), kegiatannya
berupa membuat deskripsi bibliografi, menentukan tajuk entri utama dan
tambahan, pedomannya antara lain AACR dan ISBD; dan 2) Pengindeksan subyek,
yang berdasar pada isi bahan pustaka (subyek atau topik yang dibahas),
mengadakan analisis subyek dan menentukan notasi klasifikasi, pedomannya antara
lain bagan klasifikasi, dan daftar tajuk subyek. Kedua kegiatan ini
menghasilkan cantuman bibliografi atau sering disebut katalog yang merupakan
wakil ringkas bahan pustaka.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dalam manajemen perpustakaan sebenarnya banyak
faktor yang menentukan tingkat keberhasilan perpustakaan, diantaranya adalah
katalogisasi perpustakaan.
Dengan menggunakan katalogisasi perpustakaan, dapat mempermudah para pengunjung perpustakaan dalam menemukan buku yang mereka cari, serta mempermudah pencatatan pembukuan dan pelaporan perpustakaan.
Perpustakaan sebagai suatu system informasi berfungsi menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuk serta pengaturannya sedemikian rupa, sehingga informasi yang diperlukan dapat ditemukan kembali dengan cepat dan tepat. Untuk itu informasi yang ada diperpustakaan perlu diproses dengan system katalogisasi (cataloging).
Oleh karena itu sangatlah perlu kiranya katalogisasi perpustakaan untuk menunjang kinerja dari perpustakaan tersebut.
Dengan menggunakan katalogisasi perpustakaan, dapat mempermudah para pengunjung perpustakaan dalam menemukan buku yang mereka cari, serta mempermudah pencatatan pembukuan dan pelaporan perpustakaan.
Perpustakaan sebagai suatu system informasi berfungsi menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuk serta pengaturannya sedemikian rupa, sehingga informasi yang diperlukan dapat ditemukan kembali dengan cepat dan tepat. Untuk itu informasi yang ada diperpustakaan perlu diproses dengan system katalogisasi (cataloging).
Oleh karena itu sangatlah perlu kiranya katalogisasi perpustakaan untuk menunjang kinerja dari perpustakaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Pamuntjak
– Sjahrial Rusiana, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan, Djambatan,
Jakarta, Cet. 5, 2000.
Fathmi dan Adriati, Katalogisasi : Bahan
Ajar Diklat Calon Pustakawan Tingkat Ahli, Perpustakaan Nasional RI, Jakarta
: 2004.
http://blog4makalah.blogspot.com/2010/06/makalah-manajemen-perpustakaan.html
http://blog4makalah.blogspot.com/2010/06/makalah-manajemen-perpustakaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar